Rabu, 29 Mei 2013

Kelompok Gangster Berubah Menjadi Pesamuan Kolam Teratai 01



Kasus sadis menjadi adegan sukacita --- panggilan nurani penghitung digital.

Melepaskan pedang dunia persilatan. Meninggalkan duniawi menjadi Bhiksu.

 Saya mengenal seorang Bhiksu, beliau memberi saya pencerahan dan bantuan yang besar. Bhiksu ini amat maitri karuna, ramah, terutama dalam membantu melafal Amituofo, maka akan berusaha semaksimal mungkin. Andaikata dia tidak memberitahukan kepada anda, anda pasti takkan mengenalinya, dulunya dia pernah menjadi anggota sebuah kubu gangster, dan dalam kelompok itu dia adalah seorang  “peradilan”. Pertama kali mendengar istilah “peradilan” ini saya tidak mengerti, ternyata contohnya adalah : “Potong tiga jari tangan.......dan sebagainya”, dia memberitahu bahwa kelompok mereka menyembunyikan pisau persilatan di  sepatu masing-masing, selalu pergi berkelahi. Namun setelah menjadi Bhiksu, setelah melatih diri melafal Amituofo untuk jangka waktu yang lama, sehingga orang tidak melihat ada kesan sedemikian pada penampilannya.


Jalinan jodoh sebuah penghitung digital lafalan Amituofo.
  
Suatu hari saya bersama beberapa orang umat pergi mengunjunginya, kebetulan sedang terjadi sesuatu,  ada seorang pemimpin sebuah kubu gangster, datang berterimakasih padanya, kami jadi begitu penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Ternyata pemimpin kubu gangster ini, dalam sebuah kesempatan yang begitu tiba-tiba, bertemu dengan Bhiksu ini, Bhiksu ini menasehatinya agar melafal Amituofo, juga membagi pengalaman nya di masa lalu, mereka berbincang sampai larut, kemudian Bhiksu menghadiahkan sebuah “penghitung digital lafalan Amituofo” kepada ketua gangster, dan ketua gangster menyimpannya di dalam mobilnya.
  
Kemudian kubu ketua gangster ini tidak harmonis dengan kubu lainnya, maka terjadilah perkelahian, kubu ketua gangster ini berniat untuk menangkap anggota kubu musuhnya dan mematahkan kaki mereka, lalu mereka mulai bertindak. Mereka benar-benar serius dan berhasil menangkap anggota kubu musuh, menyekapnya ke dalam mobil dan menyetir mobil hingga ke kuburan yang sepi, bersiap-siap untuk menjalankan niat mereka.


Panggilan penghitung digital lafalan Amituofo……Cepatlah melafal Amituofo! Lekaslah bertobat!
  
Pada saat itu sungguh tak terduga, mobil milik ketua gangster karena berjalan di jalanan yang tidak rata, sehingga mobil bergoyang-goyang, penghitung digital lafalan Amituofo juga ikut melompat keluar, seperti sedang memanggil “Sebutlah Amituofo! Sebutlah Amituofo!”, ibarat juga maitri karuna Buddha sedang menuntun nya.


Mengapa saya masih berbuat jahat? Amituofo! Saya tak ingin melakukannya lagi!

Ketika melihat penghitung digital, tanpa disadari tangannya mengambil benda tersebut, juga tanpa disadari dia telah melafal Amituofo beberapa kali, Amituofo, Amituofo………….melafal dan melafal terus, tanpa terasa hatinya mulai terasa sejuk, juga jadi teringat pada Bhiksu yang menghadiahkannya penghitung digital tersebut, mengapa orang lain bisa meninggalkan duniawi dan menjadi Bhiksu memulai kehidupan yang baru, namun kenapa saya malah terus melakukan kejahatan? Kemudian dia meneruskan melafal Amituofo, Amituofo, dan tiba-tiba dia melontarkan perintah kepada bawahannya : “Saya tak ingin melakukannya lagi!”



Memutar balik arah mobil, menuju Jalan KeBuddhaan (daripada mematahkan kakinya lebih baik mentraktirnya minum soda!)


Para anggotanya berkata : “Bos, kenapa tiba-tiba memutuskan tak mau melakukannya lagi! Tanpa dirimu semuanya juga jadi tak bermakna lagi! Kami juga mau mundur!”, karena itu ketua gangster memutuskan memutar balik arah mobilnya, dan pergi membeli beberapa kaleng minuman soda, kemudian minum bersama anggota-anggotanya, juga mentraktir para tahanan nya.


Berterimakasih atas nasehat yang diberikan Bhiksu, melafal Amituofo mengubah senjata menjadi kain sutera (tak perlu masuk penjara!)


 Pihak keluarga kubu musuh telah melapor ke polisi tentang kasus penyekapan oleh ketua gangster,  kepolisian juga segera mengadakan penyelidikan dan mencari orang yang hilang, namun kekuatan jasa kebajikan melafal Amituofo telah mengubah adegan sadis menjadi adegan sukacita, perang menjadi perdamaian, mengubah senjata menjadi kain sutera, tidak sempat menjadi adegan berdarah, sehingga tidak sempat menjadi tahanan penjara. Kemudian ketua gangster ini semakin berpikir semakin timbul rasa berterimakasih, penghitung digital hadiah dari Bhiksu, bukan saja telah menyelamatkan nya, juga pihak musuhnya, maka itu dia sengaja menyempatkan diri berkunjung untuk berterimakasih pada sang Bhiksu.


Perkumpulan gangster dapat menjadi Bodhisattva Pesamuan Kolam Teratai.

Dengan kegigihan, mencari kembali  jiwa sejati --- barulah disebut ksatria sejati!


Semua makhluk memiliki jiwa KeBuddhaan, jasa kebajikan dari nama Amituofo sungguh tak terbayangkan, dapat menggerakkan benih kebajikan setiap insan, dapat memunculkan jiwa KeBuddhaan semua makhluk. Dengan sebersit niat melafal Amituofo, para  anggota gangster juga dapat berubah menjadi Bodhisattva pesamuan kolam teratai. Saya sangat menghormati ketua gangster ini, pencerahannya, segera memutar balik arah mobilnya ---“lautan penderitaan tiada batas, kembali ke jalan yang benar adalah pantai bahagia”, Saya selalu melakukan introspeksi diri, andaikata ketika menemukan ada sikap yang salah, apakah saya juga akan memiliki kegigihan serupa dengannya untuk langsung memperbaiki diri dan bertobat? Jujur saja, saya tak sebanding dirinya! Dia bisa melepaskan kerisauannya, dan dengan keberanian memperbaiki diri, sungguh seorang ksatria sejati!


Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi Pesamuan Kolam Teratai

道證法師 ~ 黑社會變蓮池海會