Minggu, 20 Oktober 2013

Niat awal tidak benar, mengundang buah akibat berliku-liku



Niat awal tidak benar, mengundang buah akibat berliku-liku.

Apakah hantu itu ada atau tidak?  Sebagian orang masih ragu akan hal ini dan tidak dapat memastikannya. Ada beberapa teman saya (Master Chin Kung) yang percaya, karena mereka selalu dapat melihat makhluk halus. Rekan saya yang bernama Master Ming Yan merasa bahwa menceramahkan Dharma adalah tugas yang amat berat, maka itu dia tidak berminat, dia ingin mempelajari kekuatan gaib, dengan menggunakan kekuatan gaib untuk mengajari para makhluk.

Maka itu, jalan yang kami tempuh telah berbeda, saya mengikuti Upasaka Li Bingnan belajar Buddha Dharma, sedangkan dia mengikuti guru Qu Ying-guang belajar Tantra. Kira-kira setelah tiga tahun berlalu, dia mengatakan pada saya, dia mampu melihat hantu. Menurut penuturannya, setiap menjelang senja sekitar jam lima sore, saat matahari akan terbenam, di jalanan telah tampak hantu-hantu berkeliaran, bagi hantu saat itu adalah waktu pagi hari. Sampai pada pukul 9 dan pukul 10, jalanan sudah dipenuhi hantu-hantu, sungguh ramai. Manusia saling bercampur dengan hantu!

Master Ming Yan adalah sahabat baikku, orangnya jujur, disiplin dalam sila, tidak mungkin berbohong. Pertama kali ketika melihat hantu, dia merasa takut, lama kelamaan jadi tidak takut lagi, malah menjalin hubungan dengan mereka dan berbincang-bincang. Dia menceritakan padaku semua ini, saya mengatakan padanya : “Kamu tidak berhasil mempelajari kekuatan gaib, malah berhasil menjalin hubungan dengan hantu”.  

Sutra Buddha mengatakan “niat awal tidak benar, mengundang buah akibat yang berliku-liku”, tujuannya bukan untuk belajar sila, samadhi dan prajna, malah ingin memperoleh kekuatan gaib, niat pikiran ini sudah salah, niat awal tidak benar. Walaupun pelatihan dirinya bagus, namun tubuhnya membengkak, tidak kokoh, dan wajahnya gelap, mungkin akibat terlalu banyak berhubungan dengan hantu.

Setibanya di Taichung, saya menceritakan keadaan ini kepada guru saya, Upasaka Li Bingnan, Guru Li menggeleng-gelengkan kepala dan berkata padaku : “Masing-masing insan memiliki karmanya masing-masing!” Saya menasehati rekanku itu untuk ke Taichung belajar Buddha Dharma, namun dia tidak sudi. Dia seusia denganku, garis hidup juga sama.

Pada saat itu banyak peramal mengatakan bahwa kami bertiga takkan bisa melampaui usia 45 tahun. Salah seorang rekan kami, Master Fa Rong, saat usianya mencapai 45 tahun meninggal dunia, pada tahun itu dia wafat pada bulan ke-2 dan Master Ming Yan wafat sekitar bulan ke-4. Pada tahun tersebut saya sedang berada di Keelung, Vihara Da Jue memberikan ceramah Sutra Surangama, baru selesai menjelaskan tiga bab, tiba-tiba jatuh sakit; sampai bulan ke-7, saya terbaring sakit, jadi terpikir bahwa kini tiba giliranku menghadapi ajal.

Saya tidak pergi mencari dokter juga tidak minum obat, saya dapat berpikir dengan lapang, dokter hanya mampu menyembuhkan ragaku namun tidak dapat menyelamatkan jiwaku, ajal telah tiba, apa lagi yang perlu dikatakan? Maka itu, saya menyepikan diri dan melafal Amituofo, bertekad lahir ke Alam Sukhavati. Setelah melewati satu bulan melafal Amituofo, penyakitku sembuh dan tidak mati. Saya tidak memohon panjang umur, namun tak terduga usia panjang, melafal Amituofo sakitpun jadi sembuh.

Karena itu, untuk melihat makhluk halus tidaklah sulit, anda sekalian ingin melihat hantu tidaklah sulit, saya mengajarkan anda satu cara, belajar selama 3 tahun, dijamin anda bisa berhasil melihat hantu.

Pengurus terdahulu dari “Buddhist Education Foundation” Taipei, Upasaka Jian Fengwen, sebelum bertemu denganku, dia adalah praktisi Tantra, setiap saat ketika dia bersamadhi akan melihat hantu dan menjalin komunikasi dengan mereka. Kemudian dia mengikuti saya belajar Ajaran Buddha, saya memberitahukan padanya bahwa kondisi batinnya saat ini tidak benar, jika dilanjutkan maka dikhawatirkan akan serupa dengan jalan yang ditempuh Master Ming Yan. Dia bertanya padaku harus bagaimana? Saya mengajari dia jika saat bersamadhi bertemu dengan kondisi sedemikian lagi, maka segera keluar dari samadhi dan jangan bermeditasi lagi, lebih baik melakukan pradaksina atau melakukan namaskara pada Buddha. Sekitar setengah tahun kemudian, kondisi ini tidak muncul lagi, yang berarti batinnya telah mengarah pada yang benar. Jika dalam samadhi sering melihat hantu, ini bukanlah hal yang baik, seringkali bermimpi orang-orang yang telah wafat juga bukanlah hal baik.

Petikan Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sutra Usia Tanpa Batas
Kode teks ceramah : 2-34-130
Keterangan foto :
Master Chin Kung saat masih muda berguru pada Upasaka Li Bingnan




因地不真,果招迂曲

到底有沒有鬼?一般人大多是半信半疑,不能肯定。我有幾個同學肯定,因為他們常常見到。我的同參明演法師認為講經太辛苦,他不學,他要學神通,用神通來教化眾生。所以,我們走的是兩條路,我跟李炳南老居士學教,他跟屈映光上師學密。大概學了三年,他告訴我,他能見到鬼。他說每天下午大概五點,太陽快要下山的時候,街上就有鬼走路了,這是鬼的早晨。到了九點、十點,滿街都是,好熱鬧。人鬼雜居!明演法師是我的好朋友,人很誠實,持戒精嚴,決定不妄語。他最初看到的時候很害怕,以後看久了就不怕了,還能與鬼交往、談話。他告訴我這些事情,我說:「你神通沒有學成,鬼通學成了。」

佛經講「因地不真,果招迂曲」,他的目標不是在修戒定慧,而是求神通,這個念頭錯了,因地錯了。雖然修持得不錯,但是他的身體虛胖,不結實,而且臉色灰暗,大概是跟鬼接觸多了。我到台中把他的情況向李老師報告,李老師搖搖頭,告訴我:「各有因緣!」我勸他到台中學教,他不肯聽。他跟我同年,命運也相同。那時很多算命的說,我們同受戒的三個人都過不了四十五歲。有一位法融法師,四十五歲那一年二月走了,明演法師大概是四月走的。同一年,我在基隆大覺寺結夏安居講《楞嚴經》,只講了三卷,就得了病;到七月,我也病倒了,想想大概輪到我了。我不找醫生也不吃藥,我想得很通,醫生只能醫病不能醫命,命到了,還有什麼話講?所以,關起門來念佛,求生淨土。念了一個月病好了,也沒死。我沒有求長壽,沒有想長壽,念佛病就好了。

所以,見鬼不難,你們要想見鬼很容易,我教你們一個方法,你好好學三年,保險你天天見鬼。台北「佛陀教育基金會」前任的總幹事簡豐文居士,他在沒有遇到我之前,也是學密學禪,每天打坐一入定就見到鬼,十殿閻王他都見過。他說閻羅王個子不高,大概只有三尺,他也常常跟他們交往。以後跟我學佛,我跟他說這個境界不好,如果長期下去,恐怕要走明演法師的路。他問我怎麼辦?我教他在打坐的時候,如果這種境界現前,就出定,不要坐了,可以繞佛或者拜佛。大概半年之後,這個境界就沒有了,沒有是好境界。定中常常見神見鬼,不是好事情,連常常夢到過去的亡人也都不是好事情。

(節錄自 淨空法師《無量壽經》2-34-130

圖為淨空老法師年輕學教時與老師李炳南老居士(雪盧老人)合影