Rabu, 12 Februari 2014

Penyelamatan Dari Klinik 24 Jam 22



“Menyadari Hukum Karma” dan “Tidak Terjatuh Ke Dalam Hukum Karma”

Mungkin kita pernah mendengar sebuah kisah perumpamaan dari Master Bai Zhang, yang memberi petunjuk kepada kita : “Menyadari Hukum Karma” dan “Tidak terjatuh ke dalam Hukum Karma”, perbedaan diantara kedua hal ini amat jauh sekali. Walaupun praktisi sekalian sudah pernah mendengarnya, tetapi agar anda sekalian memiliki kesan yang lebih mendalam, saya akan menceritakan kisah ini sekali lagi.

Master Bai Zhang hidup pada masa Dinasti Tang, ketika beliau sedang berceramah, ada seorang lansia yang sering datang mendengar ceramahnya, setelah ceramah selesai lansia ini mengikuti umat lainnya membubarkan diri.

Suatu hari setelah ceramah selesai, lansia ini tidak pergi, lalu Master Bai Zhang bertanya pada lansia ini : “Siapa yang sedang berdiri di sana?”

Lansia itu menjelaskan bahwa pada masa kehidupan lampaunya, dia lahir pada masa Buddha Kasyapa sedang membabarkan Dharma di dunia, pernah tinggal di gunung ini, pada saat itu ada seorang praktisi yang bertanya padanya : “Apakah praktisi senior masih jatuh ke dalam Hukum Karma?” Dia menjawab: “Tidak jatuh ke dalam Hukum Karma”.

Harus diperhatikan, “tidak jatuh ke dalam Hukum Karma”, ini juga bisa dikatakan takkan jatuh ke dalam Hukum Karma, ini adalah pandangan sesat “tidak ada Hukum Karma”. Kemudian karena salah mengucapkan satu kalimat ini, dia harus terlahir sebagai rubah selama 500 kelahiran.

Mungkin praktisi sekalian merasa ini terlalu berat, baru salah mengucapkan satu aksara saja harus menerima akibat yang amat berat. Iya, memang begitu berat, maka itu kita harus lebih mawas  diri dan lebih serius. Karena salah menyampaikan satu huruf saja, bisa salah konsep, satu konsep saja yang salah maka akan terjalin dengan moha (kebodohan).

Anda sekalian harus memahami bahwa gelombang dari niat pikiran moha akan terjalin dengan alam binatang dan menjalani penderitaan alam binatang. Dan mengajari orang lain konsep yang salah, maka sama dengan menyesatkan jiwa kebijaksanaan Dharmakaya insan lain, dosa ini tidak kecil, barulah terlahir menjadi serigala selama 500 kelahiran.

Untungnya pada masa kelahiran lampau, dia masih memiliki akar kebajikan, sehingga setelah 500 kelahiran kemudian, dia berjodoh bertemu dengan Master Bai Zhang, memiliki kesempatan untuk kembali mendengar Buddha Dharma, untuk menyelesaikan masalah ini. Kemudian dia meminta Master Bai Zhang untuk mengucapkan kata yang benar. Master Bai Zhang menjawab : “Menyadari Hukum Karma”. Setelah mendengarnya lansia ini mendadak mencapai pencerahan.

“Menyadari Hukum Karma” adalah memastikan adanya Hukum Karma, dengan memiliki pandangan benar barulah dapat membebaskan diri dari tubuh serigala. Untunglah dia memiliki jodoh bertemu dengan Master Bai Zhang, dengan mengandalkan konsep Buddha Dharma yang benar, mengubah kekuatan karma.

Bayangkan andaikata dia bersikeras mengandalkan kekuatan sendiri, bagaimana mungkin bisa mengeliminasi rintangan karma? Berusaha sendiri selama 500 kelahiran masih tidak sanggup mengeliminasinya, inilah pentingnya mendengar ceramah Dharma.

Praktisi sekalian boleh memperhatikan bahwa sejak jaman Buddha Kasyapa hingga setelah Buddha Sakyamuni parinirvana, masa Dinasti Tang, masih belum jelas akan satu konsep tersebut, dapat dilihat bahwa mendengarkan Buddha Dharma yang murni adalah sangat penting.

Di dalam  “Maharatnakuta Sutra”, Buddha menasehati kita agar mendengar pembabaran Buddha Dharma, andaikata maharibu dunia dipenuhi bara api, juga harus mendengar pembabaran Buddha Dharma, demi mempelajari Dharma, tidak boleh ada kemunduran hati, munafik, dalam mendengar Dharma itu tidak boleh mundur, malas, juga tidak boleh bersikap menjilat dan munafik, pura-pura duduk di sana tetapi tidak mendengarkan dengan konsentrasi, sesungguhnya mendengar Dharma itu untuk siapa?

Petikan Ceramah Master Dao Zheng : Penyelamatan Dari Klinik 24 Jam



『不昧因果』和『不落因果』

大家可能都聽過百丈禅師有一段公案,啟示我們:『不昧因果』和『不落因果』這兩個觀念是天差地別的。雖然大家可能都聽過,但是為了讓大家印象更深刻,我們再把這個故事講一次。

唐朝百丈懷海禅師,他在上堂說法的時候,有一個老人經常來聽法,聽完了也就隨著大眾離開。有一天,這老人聽完經卻不離開,百丈禅師就問:『站在那兒是什麼人呢?』老人就說,他自己過去在迦葉佛的時代,曾經住在這座山,當時有學人問他說:『大修行的人還落因果嗎?』他回答說:『不落因果。』要注意哦,『不落因果』就等於說不會落入因果定律當中,這樣就是『撥無因果』的大邪見了!結果就因為講錯這一句話,五百世都墮落作野狐狸。


大家可能覺得這太嚴重了吧,才對一個人講錯一個字就這麼嚴重。沒錯,就是這麼嚴重,所以我們才要每一次這麼謹慎作更正。因為錯一個字,觀念可以完全錯掉,一個觀念的錯誤就是和愚癡相應了。大家要了解,愚癡的心念電波就自然會感應到畜生的頻道,顯現畜生道的影像,受畜生道的苦。而且教人家一個錯誤的觀念,就等於誤了人家的法身慧命,罪過不小,才會墮五百世野狐身。

還好他以前還有善根,所以五百世之後,讓他遇到了百丈禅師,有機會再聽聞佛法,解決這個問題。當時他請求百丈禅師『代一轉語』,『代』就是『代替』的『代』,『轉』就是『扭轉』的『轉』,他請百丈禅師代一轉語,就是代為扭轉觀念,講出一句正確的法語來。百丈禅師就教他說:『應當是『不昧因果』。』這老人聽了當下恍然大悟。『不昧因果』就是肯定因果,要肯定因果,知見才對,才能夠脫離野狐身。還好,他有因緣遇到百丈禅師,靠著佛法,靠著正確的佛法觀念,轉變了業力。否則您看,他要靠自力的話,業障要怎麼消?自己搞了五百世也搞不消啊,這是聞法的重要。大家可以注意,他是由迦葉佛的那時代,搞到釋迦佛滅度以後的唐朝,還沒有搞清楚一個觀念哪,可見聽聞正確的佛法是非常重要的。佛在大寶積經無量壽如來會裡告訴我們:『應當起精進力聽此法門。假使經過大千世界滿中猛火.為求法故.不生退屈谄偽之心。』佛勸我們,要聽聞佛法,假使整個大千世界都著了大火了,也是要聽法,為了求法,不可以生起退屈、谄偽之心,聽法不能退屈、懶惰,也不能抱著谄媚的心理、虛偽的心理,假裝坐在那兒,其實沒有用心,到底聽法是為了誰聽啊? 講到以上五百世墮野狐身的故事,再補充說,後世有一些參禅的人,誤以為自己有開悟了,就可以『不落因果』了,就可以『撥無因果』了,這些人是胡說八道,叫作『野狐禅』,『野狐禅』這個名稱就是由這典故來的。以上是由這位童子的話使我們再加強『深信因果』、『不昧因果』的觀念,謝謝這位童子 


節錄自 :道證法師 《永不休診的救度》