Jumat, 31 Mei 2013

Kelompok Gangster Berubah Menjadi Pesamuan Kolam Teratai 014



Membahas beberapa tradisi kepercayaan (bagian 1)


Mengapa harus membawa daun dan rumput untuk menangkal hawa jahat?


Banyak praktisi Nian-fo tidak membangkitkan keyakinan sepenuhnya pada Buddha Amitabha dan Buddha Dharma dengan benar, dan malah percaya pada tradisi, bahkan begitu kuat sampai tak tergoyahkan.


Misalnya : banyak orang percaya bahwa “rumput” dapat menangkal hawa jahat, maka itu ketika mengunjungi orang sakit, membantu melafal Amituofo, atau melayat, harus membawa beberapa helai daun di kantong, untuk mencegah………sebenarnya apa yang harus dicegah, dia saja tidak tahu, kesimpulannya, mereka hanya takut pada benda yang berunsur yin, mari kita membahas jalan pemikiran orang yang suka membawa helaian daun dan rerumputan :


(1) menandakan dalam hatinya ada ketakutan, takut kalau dengan mengunjungi orang sakit atau melayat, akan merugikan diri sendiri; takut orang sakit dan orang meninggal memiliki hawa jahat yang akan mencelakai dirinya. ini sangat jelas,  ya,  “demi melindungi diri sendiri”,  belumlah dapat membangkitkan niat untuk memberi manfaat pada orang lain, keyakinan terhadap kekuatan cahaya maitri karuna sangatlah lemah.

(2)  menandakan bahwa tidak memiliki keyakinan pada kekuatan melafal Amituofo, walaupun melafal Amituofo, dia sangat takut kalau kekuatan Buddha tak bisa menahan hawa jahat. Di dalam hatinya, Buddha tak sebanding dengan sehelai daun atau rumput, karena itu tak bisa mengandalkan kekuatan Nya, maka itu memilih daun dan rumput sebagai pelindungnya.

(3)   menandakan dia begitu percaya pada kekuatan daun dan rumput, sehingga mengandalkan kekuatan daun dan rumput.

(4)   menandakan dia takut hantu, dia tidak membangkitkan maitri karuna dan tekad untuk menyelamatkan. Dia mengandai-andaikan hantu itu galak, berhawa jahat, dan dapat mencelakai dirinya, sesungguhnya dia sungguh tak memiliki toleransi pada hantu.

   

Hawa jahat hasil ciptaan pikiran, ketakutan berasal dari pikiran, hantu juga diciptakan oleh pikiran.


Anda sekalian jangan meremehkan cara pemikiran orang yang “membawa jimat daun dan rumput” ini. Niat dan tindakan yang kecil ini, telah menandakan dia “tidak yakin pada Buddha”, ini masalah serius, yang juga menandakan bahwa dia belum membangkitkan Bodhicitta, terlebih-lebih tidak yakin pada kekuatan dirinya dalam melafal Amituofo, sehingga harus meminta bantuan pada orang lain, pelindung yang lain. Tidak mengetahui bahwa “Hawa jahat berasal dari pikiran, hantu diciptakan dari pikiran”, karena egois, tidak memiliki maitri karuna maka pikiran semakin berhawa jahat. Niat serakah, akan mengundang channel setan. Memiliki keyakinan yang sembarangan juga adalah hawa jahat. Jika sebaliknya dapat membangkitkan keyakinan melafal Amituofo, maka takkan timbul hawa jahat, menciptakan bayangan hantu. Anda perlu tahu mencari hantu di dalam cahaya adalah hal mustahil, hanya dalam kegelapan batin dan khayalan barulah ada banyak bayangan hantu. Asalkan batin bercahaya maka takkan ada kegelapan. Dengan pikiran benar melafal Amituofo, maka takkan berkhayal dan sembarangan berpikir, maka hantu juga takkan muncul.


Melafal Amituofo perlu yakin pada diri sendiri, yakin pada kekuatan Buddha, hati tiada kekhawatiran.


Kita harus memahami bahwa Buddha memenuhi semua ruang dan waktu, kemampuannya juga memenuhi seluruh ruang dan waktu, tanpa batas.  Demikian pula dengan pikiran kita,  luasnya juga tanpa batas, kekuatannya juga tak terhingga.    Seorang praktisi harus yakin akan kekuatan pikiran sendiri yang tiada batas ini, dan meyakini Buddha adalah mengembangkan yang tak terhingga ini, meyakini Buddha dan diri sendiri, dengan kekuatan keyakinan membangkitkan kekuatan pikiran, sebersit niat pikiran memiliki kekuatan tak terhingga.       


Namun sayangnya kita lebih suka menfokuskan pikiran ke tubuh maya ini, sehingga kekuatan pikiran juga jadi menyusut, selalu merasa takut dan khawatir, sepertinya seluruh dunia hendak mencelakai diriku; takut pada orang, takut pada anjing, takut gelap, takut hantu, takut mati……;   sebelum memperoleh ingin mendapatkan, setelah mendapatkan takut kehilangan.  Sesungguhnya sepanjang hidup, tidak ada yang kita peroleh dan kehilangan, sepanjang hidup selalu mengkhawatirkan ini dan itu, juga takkan memperoleh apa-apa.


Dikutip dari Ceramah Master Dao-zheng :
Kelompok Gangster Berubah Menjadi Pesamuan Kolam Teratai