Jumat, 14 Februari 2014

Penyelamatan Dari Klinik 24 Jam 34



Saat Menjelang Ajal Masih Bisa Mempertahankan Keyakinan Dan Tekad, Ini Sungguh Hebat Dan Luar Biasa.

Jangan mengira hal ini amat mudah! Karena sebagian orang kalau sudah jatuh sakit, seringkali muncul niat bunuh diri, yang berarti sudah jenuh dengan alam saha tapi tidak berminat ke Alam Sukhavati! Karena bunuh diri akan menambah penderitaan, lebih memilih untuk menderita daripada bahagia.

Seorang pasien yang ingin terlepas dari penderitaan dan dia memilih jalan dengan melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati, maka dia telah sempurna akan “menjauhi alam saha dan bersukacita terlahir ke Alam Sukhavati”.

Praktisi sekalian boleh mengamati, sebagian orang dalam detik-detik ajalnya akan pergi meminta penyembuhan pada dokter! Meminta resep mujarab! Minta suntikan morfin, atau pergi mencari terapi diet makrobiotik! Niat pikiran sedemikian, hanyalah bersukacita pada biusan sementara alam saha, bukan bersukacita terlahir ke Alam Sukhavati, menikmati kebahagiaan sejati.

Maka itu seperti pertanyaan yang diajukan oleh seorang praktisi, pasien yang kesakitan bertekad lahir ke Alam Sukhavati, sesungguhnya, hatinya tidak sama dengan sebagian orang yang biasanya memohon kesembuhan!  Di dalam hati mereka ada permohonan yang tidak sama, perbedaannya terletak pada kebijaksanaan dan cara pandang masing-masing.

Dia dapat memahami kondisinya sendiri dan tahu membangkitkan sukacita terlahir ke Alam Sukhavati, dan tidak mencari penghilang sakit sementara, berarti dia memiliki kebijaksanaan dan pandangan benar, bisa melihat berat atau ringannya penyakit yang diderita, lamban atau sudah mendesak!

Jangan meremehkan langkah “saat penyakit mulai parah dan menjelang ajal, bersedia melepaskan kemelekatan pada tubuh jasmani, segera menfokuskan diri melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati”.

Kita tidak perlu berdebat apakah dia bertekad lahir ke Alam Sukhavati, adalah demi diri sendiri atau makhluk lain. Cobalah kita renungkan kembali, ketika jatuh sakit maka akan sangat menderita, begitu didera derita maka pikiran pun segera menuju tempat yang kesakitan itu, dan sulit dilepaskan, walaupun selama ini mendengar ceramah bahwa tubuh jasmani ini adalah khayalan semu, tetapi juga tidak bisa melepaskan; maka itu sebagian besar praktisi akan melepaskan Buddha dan bukannya melepaskan tubuh jasmani!

Coba kita meninjau kembali, saat rasa sakit itu datang, apakah akan terpikir bahwa tekad terlahir ke Alam Sukhavati adalah demi semua makhluk? Atau sedang menfokuskan diri memikirkan penderitaan sendiri! Mungkin akan sulit untuk memikirkan demi semua makhluk!

Ada seorang Bhiksuni yang beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih menyukai penderitaan daripada kebahagiaan, coba kita amati, lebih banyak orang yang lebih memilih untuk menfokuskan diri pada penderitaannya, menfokuskan diri pada tubuh jasmaninya, bukankah ini yang disebut lebih suka pada penderitaan? Sebagian besar orang juga takkan memilih melafal Amituofo!

Ada seorang praktisi wanita yang sedang menjalani pengobatan akunpuntur, dia  menfokuskan perhatiannya pada jarum-jarum yang menusuk di bagian tubuhnya, saya memahami bagaimana penderitaan pasien yang menjalaninya, karena itu saya menganjurkan agar dia melafal Amituofo : “Jika saat ini anda tidak melafal Amituofo, maka sepanjang hidup apa yang telah anda pelajari akan jadi sia-sia”.

Saat itu dia begitu konsentrasi memperhatikan tusukan jarum-jarum di tangannya, juga amat menfokuskan diri pada rasa pusingnya. Biasanya dia mengatakan “lebih memilih untuk terlahir ke Alam Sukhavati”. Tetapi pada detik-detik terakhir dia lebih memilih untuk memikirkan tubuh jasmaninya.

Dan sayangnya pada detik menjelang ajalnya, dia jadi mengabaikan Buddha, Dharma dan tekadnya untuk terlahir ke Alam Sukhavati. Dia lebih memilih jarum-jarum yang menusuknya, menfokuskan diri pada penderitaannya.

Makanya Master Ou Yi menasehati kita agar tidak bersikap remeh menganggap hal ini terlalu mudah sehingga menjadi lengah dan tidak menggiatkan diri.

Dalam keseharian kita selalu mengatakan bertekad lahir ke Alam Sukhavati, kemudian saat cobaan datang, kita jadi begitu panik, juga tidak ingat lagi harus memilih langkah yang ada tekadnya. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa pada saat menjelang ajal, parktisi yang masih dapat mempertahankan keyakinan dan tekadnya terlahir ke Alam Sukhavati, sungguh hebat dan luar biasa! Menjelang ajal menderita penyakit dan panik tapi masih bisa mempertahankan keyakinan dan tekad, praktisi sedemikian sungguh hebat dan luar biasa!  


Petikan Ceramah Master Dao Zheng : Penyelamatan Dari Klinik 24 Jam



臨終病苦,信願還在,真是很了不起很了不起


大家可不要以為這個很容易喔!因為一般病人,如果很苦、常常會想要自殺,想要自殺就是只有厭離娑婆並沒有欣求極樂啊!因為自殺是會更苦,會極苦不會極樂的。而一個病人,如果很想離苦,而他會采用念佛求生極樂的方法,他就已經具足『厭離娑婆欣求極樂』。大家可以觀察,一般人,在這種節骨眼,多半會去求醫生啊!求密方啊!要打嗎啡啊!或者去求生機飲食療法啊!那麼這種心,就只是在欣求娑婆世界暫時的麻醉,並不是欣求極樂,想永遠快樂。欣求極樂、永遠的安樂,這可是很難得的喔!所以,如果,像這位童子所說的,有這樣的病人,他是求生西方,其實,他的心已經和一般人所求的:求醫啦!求暫時麻醉不一樣了!這心中所欣求的不同,就是眼光和智慧有差距了。他能了解自己的處境,知道該欣求極樂,而不去求暫時的止痛,就是有智慧、有眼光,看得出輕重緩急喔!大家可別輕視這種『大病臨終時,願意放下身體,專志求生西方的舉動。』



大家且先不要去評論他,是為自己而發心呢?還是為眾生而發心。大家先老實的反省自己,反省自己打坐,腳又麻又痛的時候,或者是有病、痛苦的時候,是不是一苦起來,心就不由自主的跑過去,抱住那個痛苦的地方,很難以放下。就算上課都有聽說過,身體是幻化的啊,是當體即空的啊,可是卻離也離不掉,放也放不下;所以結果多半是把佛放下,把佛丟掉,而不是把身體放下喔!大家檢討一下,當痛苦襲來的時候,自己會不會想到是為眾生求生極樂呢?還是專心只想著自己的苦呢!可能很難去想什麼眾生吧!



一位法師說:她覺得人大多是喜歡痛苦,不喜歡快樂:我們可以觀察,大多數的人是選擇,專心去感受痛苦,專心執著身體,這不是喜歡受苦啊?大多數人不會選擇專心念佛喔!像那天,末學打電話告訴安安說:MD已經錄好了,請問她什麼時候能拿,她正好在扎針,她就專心注意著自己的針,那末學知道他人不舒服在扎針,就一直勸她要提起念佛喔!跟她說:『你這個時候不念,一生所學的都是白學。』當時她的心很專心的放在自己手上所扎的針,很專心的在注意自己的頭暈。平常她是說:『要選擇往生。』但是到時候她的選擇,還是念自己的身體。



大家聽了可不要生起輕慢心喔!說安安怎麼那麼糟糕呢!我們講這段的目的是請大家不要太掉以輕心,因為其實安安老師平常可以說,比我們認真學佛了,但是很可惜!到了關鍵的時刻,還是選擇丟掉佛,丟掉法,丟掉往生的願。她還是選擇,注意扎針,專心去受苦。所以蕅祖勸我們不要當作太容易而散散漫漫的不精進不鞭策自己啊!『勿視為易而漫不策勤』。



平常都說要往生,然而境界現前的時候,還是胡裡胡塗的,也不知道自己所選的就是沒有『願』的舉動。安安老師尚且這樣了,何況我們不如安安老師的人呢!胡裡胡塗的,都是要等中陰身超度的。從這裡我們可以體會到,臨終真的能夠堅持信願往生西方的,實在是很了不起很了不起呀!病得那麼痛苦,臨終胡裡胡塗的,信願還在,那真是很了不起很了不起呀!


節錄自 :道證法師 《永不休診的救度》