Sabtu, 08 Juni 2013

Dari Bahagia Menuju Kebahagiaan 013



Sewaktu melafal Amituofo, tubuh dan pikiran harus rileks dan bersikap hormat ( tak perlu tegang dan kaku)

  
  Ada yang bertanya pada saya bagaimana cara melafal Amituofo, sedangkan saya pribadi dalam melafal Amituofo tidak memiliki cara yang khusus, namun ada sedikit yang ingin saya sharing untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi praktisi sekalian. Waktu melafal Amituofo, seluruh tubuh harus rileks, setiap persendian harus begitu lembut gemulai, tak perlu tegang. Karena melafal Amituofo bukan sedang mengikuti pertandingan balap motor, maka itu tak perlu tegang dan memaksa. Kita selalu mengatakan bahwa insan yang terlahir ke Alam Sukhavati akan memiliki tanda istimewa, pasti seluruh tubuhnya akan lembut, kita harus memahami, jika seseorang semasih hidup, selalu tegang sampai begitu kaku, sifatnya sangat keras kepala, susah berbicara dengannya, jenis orang sedemikian setelah mati jika mengharapkan tubuh lembut dan tanda istimewa, adalah hal yang tidak mungkin.

“Tanda istimewa” diperlukan oleh praktisi Nian-fo  walaupun masih hidup, di dalam sutra tertera : Insan yang pernah tersentuh oleh Cahaya Buddha jiwa raganya pasti akan lembut.  Maka itu tubuh dan pikiran yang lembut merupakan syarat yang penting, bila pikiran kita tegang dan ada tekanan, banyak keinginan dan kemelekatan, maka di dalam tubuh akan ada sebagian otot langsung menjadi ketat, persendian juga akan jadi kaku. Dengan kondisi  jiwa raga yang tegang dan kaku, melafal Amituofo tak mudah bisa terjalin.

Hati yang melafal Amituofo harus bagaikan awan-awan, bagaikan angkasa luas. Kita mengetahui bahwa awan dan es beku adalah terbentuk dari air, namun tahapan kelembutan mereka tidak sama, es beku bentuknya keras dan dingin, juga polanya tetap,  satu persatu bongkahan es batu saling berbenturan dan pecah. Sedangkan awan sangat lembut dapat memenuhi angkasa luas, masing-masing berkembang dengan sendirinya. Pikiran yang melafal Amituofo juga sama, jika jiwa raga seperti es batu yang sangat keras, satu persatu bongkahan es tidak bisa mencair, dengan Buddha tidak dapat berbaur.  Jika bisa seperti awan  pelangi, berjalan di langit yang cerah, menembusi seluruh pelosok, maka mudah terjalin dengan cahaya tanpa batas dan usia tanpa batas.

Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng : “Dari Bahagia Menuju Kebahagiaan”


念佛,身、心要柔軟、恭敬(無須緊張、僵硬)
  
  
          有人問我念佛要怎麼念,我念佛並沒有什麼特殊的功夫,但是有一點可以提供給大家作參考。念佛的時候,全身要放輕鬆,每一個關節都要放得很柔軟,不需要 緊張。因為念佛也不是要參加拳擊比賽,根本不必緊張用力。我們時常說往生西方的人有瑞相,定全身柔軟的,我們必須瞭解,如果一個人活著的時候,經常都緊張 得硬邦邦的,個性很倔強,很難溝通,這種人死掉以後要柔軟有瑞相,似乎不太可能。「瑞相」是活著念佛就須要有的,經典上說:接受到佛光照過的人一定會身心 柔軟。所以我們的身體和心都柔軟足一個很重要的條件,我們的內心如果緊張有壓力、有很多的要求和執著,身體就一定會有一些肌肉馬上緊繃起來,關節也會僵 硬。這種身心都硬邦邦的狀態,念佛很不容易相應。念佛的心要像雲彩,像虛空。我們知道雲和冰塊都一樣由水變成的,但是它們柔軟自在的程度不一樣。冰塊是又 硬又冷,又很定型,一塊一塊格格不入,會相碰,會碎掉。雲就很柔軟可以遍滿虛空,自由發展。念佛的心也一樣,如果身心像冰塊很硬,一塊一塊就不流通,和佛 就格格不入。如果是像雲彩,行在青天,到處流通,就容易和無量光明、無量壽相應。


摘自 :從樂入樂

道證法師講述