Jumat, 07 Juni 2013

Dari Bahagia Menuju Kebahagiaan 01



Melafal Amituofo adalah niat pikiran yang seketika juga terfokus
Bukan dilihat dari kurun waktu dan pengalaman

Ada orang yang beranggapan bahwa melafal Amituofo harus melafal sampai kurun waktu yang sangat lama kemudian, barulah memiliki ketrampilan yang cukup untuk digunakan,  atau memastikan bahwa orang yang memiliki banyak pengalaman di bidang melafal Amituofo pasti memiliki ketrampilan yang lebih baik, ini belum tentu. Karena melafal Amituofo adalah melihat “niat pikiran yang seketika juga terfokus”, bukan dilihat dari kurun waktu dan pengalaman seseorang.  Kita boleh menggunakan sebuah perumpamaan untuk memahaminya, misalnya dengan tangan memukul sebilah papan, ada orang yang memukulnya dengan ringan, memukulnya perlahan-lahan dan lambat, dengan demikian setiap harinya memukulnya seratus kali, berkesinambungan sampai setahun, juga tak mungkin bisa memukul sampai kayu tersebut patah. Namun jika ada orang yang menfokuskan pikirannya, kemudian memukulnya dengan keras, maka hanya dengan satu pukulan, maka kayu tersebut langsung patah.

Melafal Amituofo juga demikian, tergantung pada apakah anda ada terfokus atau tidak, apakah benar-benar tulus, bukan dihitung dari kurun waktu dan pengalaman. Andaikata anda telah melafal selama seratus tahun, namun selalu saja mulut yang melafal namun pikiran memikirkan hal lainnya, terpikir sup kacang merah yang sedang anda masak, khawatir akan masak sampai gosong : terpikir anak yang hendak pergi les private, entah harus diberi makan apa? Selalu saja Buddha Amitabha kalah penting dari sup kacang merahmu, selalu kalah dibandingkan dengan urusan sepele anakmu bila menggunakan hati yang sedemikian, mungkin melafal sampai seratus tahun juga tak sampai satu lafalan pun yang “terjalin dengan Buddha”.  Ada orang yang melafal Amituofo sambil berpikir : Hari ini orang itu memarahi saya dan suka membanggakan diri, apa maksudnya?  Orang yang selalu memikirkan orang lain, diriku, benar salah, untuk melafal Amituofo, maka walaupun melafal sampai seribu tahun juga takkan terjalin dengan Buddha Amitabha.

Dikutip dari ceramah Master Dao-zheng : “Dari Bahagia Menuju Kebahagiaan”

  

   念佛是當下這一念的用心
  
 不是看年資、履歷表

  
  有人認為念佛一定要念很久之後,功夫才會夠用,或定認為念佛資歷長的人功夫一定比較好,這是不一定的。因為念佛走看我們「當下這一念的用心」,並不是看年資和履歷表。我們可以用一個比喻來瞭解,比如說用手打一塊木板,有人定輕輕地打、散散漫漫地打,這樣每天打一百下,連續打一年,都不可能把木板打斷。但定如果有人很集中又很有力去打,只要伸手打一下,馬上就可以把木頭打斷掉。念佛就像這樣,是看您用心是不是集中、是不是虔誠,並不是看您資歷加起來總共多久。如果您念了一百年,但常常是嘴裡念佛心裡想別的事,想著鍋子裡煮的紅豆湯不知道會不會燒焦:想著孩子要補習不知道給他吃什麼?常常阿彌陀佛都不如您那鍋紅豆湯來得重要,也不如您孩子的瑣事重要,像這樣用心,可能念一百年都念不到一句「相應的佛」。有人一邊念佛一邊想著:那個人今天罵我愛出風頭,不知道是什麼意思?像這樣掛念著人、我、是非,來念佛,念一千年也不相應。

摘自 :從樂入樂

道證法師講述